ASUHAN KEBIDANAN
PADA KELUARAGA TN. M UMUR 35 TAHUN
DI DESA LOLU KECAMATAN BIROMARU
KABUPATEN SIGI
DISUSUN
OLEH :
NAMA : TUNISAH
NIM : PO7124012 214
KELAS : IIB
SEBAGAI SYARAT PRAKTIK MATA
KULIAH
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
POLTEKKES
KEMENKES PALU
JURUSAN
KEBIDANAN PRODI D III KEBIDANAN
2014
BAB
I
TINJAUAN
TEORI
1.
Konsep
Keluarga
1.1
Pengertian
Keluarga
Keluarga
adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluargang
dan beberopa anggota keluraga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
usatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikan perkawinan atau adopsi
dimana stu dan yang lainnya saling berinteraksi. Bila salah satu anggota
keluarga mengalami masalah maka anggota keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama dalam ikatan aturan emosional, dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian penting dari keluarga. (Friedman, 1998).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari sumi, istri,
dan anaknya atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. (Suprajitno, 2014).
1.2
Tipe – Tipe Keluarga
Friedman (1998) menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga
dibagi atas keluarga inti, keluarg orienasi dan kelurga besar. Keluarga inti
adalah keluarga yang sudah menikah sebagai sebagai orangtua atau pemberi
nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, anak mereka baik anak kandung
maupun anak adopsi.keluarga orientasi yaitu unit keluarga yang di dalamnya
seseorang dilahirkan. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih memounyai hubungan darah seperti kakek nenek, paman
atau bibi.
1.3
Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi
pemeliharaan keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan meliputi :
1.3.1
Mengenal Masalah
kesehatan keluarga
Orangtua perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan yang dialami anggota keluarga secara baik. Perubahan apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orangtua atau
keluarga. Apabila mengalami adanya perubahan keluarga perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
1.3.2
Memutuskan
tindakan kesehtan yang tepat untuk keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan
siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan untuk memutuskan menentukan
tindakan keluarga.
1.3.3
Merawat keluarga
yang mengalami gangguan kesehatan
Seringkali tindakan yang diambil keluarga sudah
tepat dan benar tetapi keluarga mempunyai batasan yang telah iketahui keluarga
sendiri. Jika demikian anggota keluarga yang memiliki gangguan kesehatan perllu
mendapatkan tindakan perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
1.3.4
Memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehtan keluarga.
1.3.5
Memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
1.4
Tugas keluarga berdasarkan tahap perembangna kelurga
yaitu :
1.4.1
Keluarga baru
menikah
1.4.2
Keluuarga dengna
anak baru lahir
1.4.3
Keluarga dengan
anak prasekolah
1.4.4
Kelurga dengan
anak usia sekolah
1.4.5
Keluarga dengan
anak remaja
1.4.6
Keluarga mulai
melepas anak sebagai dewasa
1.4.7
Keluarga usia
perengahan
1.4.8
Keluarga usia
tua
2.
Keluarga Berencana
2.1
Pengertian
Keluarga berencana (KB) adalah suatu usaha untuk
merencanakan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi. KB adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
2.1.2 Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
2.1.3 Mendapat kelahiran yang memang diinginkan
2.1.4 Mengatur
interval diantara kelahiran yang memang diinginkan dalam hubungan dengan umur
suami dan Istri.
2.1.5 Merncnakan jumlah ank dalam keluarga.
2.2
Tujuan Kontrasepsi
Meningkatkan kesjahteraan Ibu dan anak dalam rangka mewujudkan NKKBS. Pemberian
dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayati NKKBS. Tujuan
khusunya adalah meningkatnya jumlah penduduk yang menggunakna alat kontrasepsi.
2.3
Faktor-faktor dalam memilih
kontrasepsi
2.3.1 Faktor pasangan, motivasi dan
rehabilitasi
1)
Umur
2)
Gaya
hidup
3)
Frekuensi
senggama
4)
Jumlah
keluarga yang di inginkan
5)
Pengalaman
dengan kontrasepsi yang lalu
6)
Sikap
kewanitaan
7)
Sikap
kepriaan
2.3.2 Faktor
kesehatan
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
2.4
Macam – macam kontrasepsi yang umum
digunakan
2.4.1
Suntik
1) Jenis Kontrasepsi Suntik
Dua
kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang tidak membutuhkan pemakaian setiap
hari atau setiap akan bersenggama, yang sekarang banyak dipakai adalah :
a) DMPA (Depo Metroxy Progesteron
Asetat)
Dipakai
lebih dari 90 negara telah digunakan selama ± 20 tahun dan sampai saat ini
akseptornya berjumlah kira-kira 5 juta wanita. Diberikan sekali setiap 3 bulan
dengan dosis 150 mg.
b) Depo Noristerat (Depo Noretisteron
Enanthate)
Dipakai
lebih dari 40 negara dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita. Diberikan
dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 9 minggu.
2) Mekanisme kerja
a) Mencegah ovulasi
b)
Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa.
c)
Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk
implantasi dari ovum yang telah dibuahi
d)
Mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopi
3) Keuntungan
a) Resiko terhadap kesehatan kecil
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang
c) Tidak berpengaruh pada hubungan
suami istri
d)
Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
4. Kerugian
a) Klien sangat bergantung pada sarana
pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
b) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
sebelum suntikan berikutnya
c) Permasalan berat badan merupakan
efek samping tersering
d) Tidak menjamin perlindungan terhadap
penularan infeksi menular seksual, hepatitis, infeksi virus HIV
e) Terlambatnya kembali kesuburan
setelah penghentian pemakaian
5. Kontra Indikasi
a) Kehamilan (hamil atau diduga hamil
risiko cacat pada janin > per 100.000 kehamilan.
b) Menderita kanker
c) Menderita tumor jinak
d) Karsinomatraktur seritalia dan
perdarahan yang abnormal pada uterus
e) Pada wanita dengan diabetes mellitus
(DM) disertai dengan komplikasi.
2.4.2
Pil
1) Jenis – jenis pil
Jenis – jenis kontrasepsi pil yaitu
monofasik, adalah tablet yang mengandung hormon estrogen, bifasik adalah tablet
yang mengandung hormon progesteron dan estrogen, dan trifasik adalah tablet yang
mengandung hormon estrogen dan progesteron tetapi meiliki 3 dosis yang berbeda.
2) Mekanisme kerja
a) Menekan ovulasi
b) Mencegah implantasi
c) Mengentalkan lendir servik
d) Mengganggu pergerakan tuba.
3) Keuntungan
a) Jangka waktu pulih cepat
b) Mengurangi disminorhoe
c) Tidak mnggnggu hubungan seksual
d) Dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama.
4) Kerugian
a) Pil harus diminum setiap hari.
b) Dapat mengurangi produksi ASI
c) Tidak mencegah infeksi seksual.
2.4.3
Implant
1) Jenis Implant
a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel
dan lama kerjanya 5 tahun
b) Implanon
Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel
dan lama kerjanya 3 tahun
c) Jadena dan indoplant
Terdiri
dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
2) Mekanisme Kerja
a) Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan
penetrasi sperma
b) Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium
sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote
c) Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi
terjadinya ovulasi.
d) Mengurangi transportasi sperma
3) Kelebihan
Kelebihan Norplant adalah cara ini cocok untuk
wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung esterogen, perdarahan
yang terjadi lebih ringan, tidak menaikan tekanan darah, resiko terjadi
kehamilan ektopik lebih kecil dibandingkan pemakaian alat kontrasepsi dalam
rahim. Selain itu cara norplant ini dapat digunakan dalam jangka waktu selama 5
tahun dan bersifat reversible
4) Keuntungan
a)
Perlindungan
jangka panjang selama 5 tahun
b)
Pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
c)
Tidak memerlukan
pemeriksaan dalam
d)
Tidak mengganggu
kegiatan coitus
e)
Klien hanya
perlu ke klinik bila ada keluhan
f)
Dapat dicabut
setiap saat sesuai dengan kebutuhan
5)
Kontra Indikasi
a) Kehamilan atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabny
c) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker
payudara
d) Gangguan toleransi glukosa/diabetes mellitu
2.4.4
IUD
1) Jenis jenis IUD
Jenis IUD
yang dipakai di Indonesia antara lain adalah IUD yang memakai tembaga yaitu
copper T(CuT 380A) dan nova T.
2) Mekanisme Kerja
a) Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b) Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) Mencegah
sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
3)
Kelebihan
Intra uterine devise (IUD) memiliki
keuntungan yaitu:
a)
Sangat efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus
berfungsi sampai dibuka
b)
Sangat efektif
c)
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
4)
Kekurangan
a)
Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada
infeksi menular
b)
Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid
lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
c)
Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3
sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat
jarang apabila pemasangan benar)
d)
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
e)
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
yang sering berganti pasangan
f)
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan
dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
g)
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan
dalam pemasangan AKDR
h)
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera
setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
5)
Kontra Indikasi
a)
Sedang hamil atau kemungkinan hamil
b)
Mendapat haid yang “berat” (darah yang keluar sangat
banyak) diserat rasa sakit yang hebat
c)
sangat kekurangan darah merah (anemia)
d)
belum pernah hamil
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Ida
Manuaba, dkk. 2009. Memahami Kesehatan
Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
http://www.drdidispog.com/2010/02/kb-iud-intrauterine-device.html
(Diakses hari Jumat, tanggal 10 Agustus 2014
Meilani,
Niken, dkk. 2012. Pelayanan Keluarga
Berencana.Yogyakarta : Fitramaya
BAB II
TINJAUAN KASUS
|
I.
IDENTITAS KELURGA
1.
Kepala Keluarga
Nama :
Tn. M
Umur :
35 tahun
Jenis kelamin :
laki-laki
Pendidikan terakhir :
SMA
Pekerjaan :
Wiraswasta
Pekerjaan tambahan :
Berkebun
Agama :
Islam
Suku / bangsa :
Kaili/Indonesia
Alamat : Ds. Lolu Kec. Biromaru
Menikah yang ke : 1 (Satu)
Lama menikah :
4 (empat) tahun
Penghasilan keluarga :
Rp. 1.200.000,-
2.
Data Anggota Keluarga Yang Hidup
No
|
Nama
|
J.Kelamin
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Penghasilan
|
Seruamah
|
Status Hub. klrg
|
||||||
L
|
P
|
T
|
TS
|
TT
|
S
|
BS
|
Ya
|
Tdk
|
|||||
1.
|
Ny.A
|
|
22
|
SMA
|
|
|
|
|
IRT
|
-
|
ü
|
|
Istri
|
2.
|
An.A
|
21
bln
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
Anak
kandung
|
Keteranagan :
T : Tamat TS :
Tidak sekolah S : Sementara
TT : Tidak tamat BS : Belum
sekolah
b.
Genogram 3 Generasi
|